Banyak orang yang bilang, wanita sangat mudah untuk masuk surga. Alasannya adalah sebuah hadits Rasulullah:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ
“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktu puasa di bulan Ramadhan ia menjaga kemaluan dan taat kepada suaminya maka ia akan masuk surga dari pintu surga mana saja ia inginkan”.
Namun dalam kenyataannya teori-teori tersebut tidak semudah membalik telapak tangan dalam implementasinya. Buktinya Rasulullah juga menyampaikan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah wanita. Yups, benar! Mayoritas adalah wanita. Karena implementasi ‘….taat kepada suaminya…’ ini yang tidak mudah. Karena tidak mudah itulah akhirnya banyak wanita yang kufur terhadap suaminya. Apalagi wanita karir yang secara pendidikan dan pekerjaan lebih tinggi daripada suaminya. Atau ada juga-walaupun tidak banyak-wanita yang secara umur lebih tua daripada suaminya. Hal-hal diatas yang kadang membuat wanita tidak bisa menghormati suaminya dan tidak bisa mentaatinya.
Ditambah lagi ketika ada ujian ekonomi kepada suaminya. PHK, bangkrut, rugi, dll. Ini dibuktikan dengan banyaknya kasus perceraian yang terjadi di negeri ini. Dimana mayoritas adalah karena gugatan seorang istri, dan kebanyakan gugatan istri itu adalah masalah ekonomi. Lebih banyak daripada gugatan karena kasus KDRT, selingkuh, dll. Bukankah wanita yang meminta khulu’ (cerai) kepada suaminya tidak akan mencium bau harumnya surga) Sebagai seorang istri hendaknya kita bisa memahami bahwa rejeki adalah urusan Allah, bukan urusan suami kita, walaupun itu memang kewajibannya. Bukankah suami kita sebenarnya juga nggak mau bangkrut, kena PHK, merugi, dan lain sebagainya. Ketika dalam kondisi seperti inilah sebenarnya keimanan kita diuji.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ
“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat lima waktu puasa di bulan Ramadhan ia menjaga kemaluan dan taat kepada suaminya maka ia akan masuk surga dari pintu surga mana saja ia inginkan”.
Namun dalam kenyataannya teori-teori tersebut tidak semudah membalik telapak tangan dalam implementasinya. Buktinya Rasulullah juga menyampaikan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah wanita. Yups, benar! Mayoritas adalah wanita. Karena implementasi ‘….taat kepada suaminya…’ ini yang tidak mudah. Karena tidak mudah itulah akhirnya banyak wanita yang kufur terhadap suaminya. Apalagi wanita karir yang secara pendidikan dan pekerjaan lebih tinggi daripada suaminya. Atau ada juga-walaupun tidak banyak-wanita yang secara umur lebih tua daripada suaminya. Hal-hal diatas yang kadang membuat wanita tidak bisa menghormati suaminya dan tidak bisa mentaatinya.
Ditambah lagi ketika ada ujian ekonomi kepada suaminya. PHK, bangkrut, rugi, dll. Ini dibuktikan dengan banyaknya kasus perceraian yang terjadi di negeri ini. Dimana mayoritas adalah karena gugatan seorang istri, dan kebanyakan gugatan istri itu adalah masalah ekonomi. Lebih banyak daripada gugatan karena kasus KDRT, selingkuh, dll. Bukankah wanita yang meminta khulu’ (cerai) kepada suaminya tidak akan mencium bau harumnya surga) Sebagai seorang istri hendaknya kita bisa memahami bahwa rejeki adalah urusan Allah, bukan urusan suami kita, walaupun itu memang kewajibannya. Bukankah suami kita sebenarnya juga nggak mau bangkrut, kena PHK, merugi, dan lain sebagainya. Ketika dalam kondisi seperti inilah sebenarnya keimanan kita diuji.